Tgl 21 April 2013 ini merupakan hari yang tak biasa. Kenapa?
Karena hari ini saya akan "pentas" di acara "Baraya Rugeri Club
Berbagi Dengan Cinta" sekaligus juga memperingati hari Kartini.
Sehari sebelumnya penyebar virus narsis Mitha Ria sudah
mengomporiku untuk eksis di acara ini. Dan memang rayuannya sangat dahsyat bin
maut bahkan Mitha dengan sekejap telah membuatkanku puisi yang judulnya aneh
menurutku jika didampingkan dengan judul-judul lain yang berbau wanita atau
kartini. Tapi entah saya terbius atau terhipnotis sehingga dengan rela saya
mengiyakan untuk melakukan sesuatu yang bukan biasa-biasa saja. Halahhhhhh
sepertinya Mitha berguru pada master magician Deddy Corbuzier atau pada Demian?
Semalaman saya baca puisi itu dan saya sudah membacanya dengan
berbagai macam gaya. Sampai berkali-kali, sampai akhirnya saya memutuskan akan
membuat puisi ini menjadi seperti yang saya inginkan. Begini... begini...
begini... Mantap! Kataku dalam hati sambil tersenyum.
Entah kenapa juga sampai-sampai terbawa mimpi. Apa saya
terlalu memikirkan bagaimana penampilanku nanti atau saya ketakutan jika
penonton nanti terhipnotis oleh gayaku? :) eitssss... G boleh protes kalau saya
narsis :D
21 April - Pagi, setelah pekerjaan rumah beres dengan segera
saya dan putriku meluncur ke lokasi di depan gedung KNPI Garut. Karena hari
Minggu, jadi lokasi sepanjang Jl. A.Yani merupakan arena yang menyenangkan
karena bebas kendaraan bermesin alias car free day.
Diluar dugaan. Tak seperti yang kubayangkan. Saya kira akan
membaca biasa saja tapi.... Ternyata layaknya pertunjukan seni yang luar biasa.
Bersama dengan anak-anak dari Post Theatron yang menyuguhkan Garut Memartung,
aksi teatrikal Kuda Lumping juga sederet performance anak-anak dari Padepokan
Sobarnas yang terkenal itu.
Baru datang, tiba-tiba harus segera bersiap untuk perform
bersama BRC. Walahhhh..... tadinya saya akan mundur. Sepertinya saya ga bakalan
bisa baca puisi di tempat yang sangat ramai ini.... hhhhh.... tapi kenapa
kepala mengangguk dan kaki melangkah ke depan ketika namaku dipanggil oleh si
jelita Mitha. Konyolnya saya.... tanpa basa basi langsung membaca puisi yang
berjudul "Tablet".
Haaahaaa... saya melihat mata2 itu terpesona melihatku.
Apalagi saat kukeluarkan androidku. Apa karena saya begitu manis atau karena tablet putihku yg
mempesona? Apalagi ketika saya mulai membacakan puisi yang kucontek dalam
androidku itu.
Tablet........ Oh
tablet...
Persegi berwarna putih layar lebar ukuran 12 inchi (maaf tablet yang saya bawa ini hanya 5 inchi
krn memang hanya ini yang saya punya
heeee)
Bukan maksud menyombongkan diri namun saat itu kartini tak
miliki... Tablet
Tablet.... Bukan obat puyer untuk perempuan ber-rok mini
yang pusing bayar kartu kredit. Bukan pula obat tidur buat anda lelaki yang ingin
bermimpi tentang perempuan cantik...
Tablet....... dulu perempuan itu tak pernah menggunakannya.
Jari jemarinya selalu menari dengan lincah di atas kertas. (Di atas kertas
yaaa... bukan menekan tuts keyboard komputer atau sms-an dg temannya, tp dia kartini
selalu menulis surat pd teman-2nya bahkan suratnya sampai ke Belanda)
Tapi ....... tablet......adalah sejarah betapa dunia semakin
canggih.
Namun sayang duhai tablet dirimu tak memiliki nama harum bak
ibu kartini.
Kecanggihanmu tak jua mampu membuat perempuan bangkit. (coba
tanya.... Kenapa?) Karena mereka malah lebih asyik dengan dunianya sendiri.
Karena dirimulah pula di rumah, seorang istri menjadi no. 2 bagi suami.
Tablet, hargamu mahal
namun tak mampu menjadi pahlawan dunia
Oh.... tablet bahkan jeniusnya programmu tetap tak mampu membuat
kartini terganti
Persembahan khusus Tablet vs Kartini - karya Mitha Ria yang
mendapat sentuhan ajaib dari kartini masa kini.
* tulisan berwarna merah adalah tambahanku karena 'groginya' saat membaca puisi
Hahaaaaa
saya ingin tertawa gakgakgakkkk...... Ini kali pertama saya baca puisi dan ditengah-tengah
performku, saya bilang "haduh kenapa saya gemetar gini ya?." Saya pingin lari waktu itu. Apalagi ketika tulisan
ditabletku berlari ke atas ke bawah tak terkendali akibat tanganku yang
bergetar. Huupsss ...grogi. Tangan kiriku bergetar hebat. Saya pindahkan tablet
ke tangan kananku agar tak terlihat grogi.... eitssss tetap saja tanganku
bergetar. Haduhhhhh kenapa begituni? (Haduh saking groginya saya juga sampai
salah tulis begini) :| Untungnya sih suaraku tetap lantang dan terdengar tak
bergetar. Sampai akhirnya kuucapkan terima kasih. Applause dari penonton
mengiringiku berlalu ke belakang podium. Hmmmm..... Akhirnya..... Alhamdulillah
saya selesai juga performku.
Ya Alloh..... saya merasa takjub dgn apa yang telah
kulakukan. Rasanya yang kukira beban itu telah terangkat. Tubuhku pun terasa
lebih ringan melangkah. Dan pada akhirnya merasa geli, "Koq bisa ya saya
keren begitu". Ya Alloh, so amazing! Funtastic!!! I proud of making it
real. Reading a poetry in front of public. I'm so special.
Hari Kartini ini menyisakan pertanyaan "mengapa?"
Kata Bunda : Terkadang kita butuh sedikit tekanan untuk dapat bersinar. Karena tuntutan kadang membuat kita "siap" dalam kondisi apapun.
Ini penampilanku saat membaca puisi "Tablet Vs Kartini" |
c' Jelita Mitha juga membacakan puisi karyanya |
Garut mem'art-ung |
Setelah baca puisi ..... Menabuh kendang merasa lebih lega |
Ikut ambil bagian pengumpulan 1000 tanda tangan untuk "Stop Kekerasan pada Wanita" |